Artikel ini bertujuan mengeksplorasi Sang Al-Qur’an berjalan KH. Muntaha Al-Hafidz Wonosobo: sebuah kontinuitas, penghayatan dan esensi yang diwujudkan, secara khusus mengkaji pemikiran, dan aktualisasi dalam berinteraksi dengan Al-Qur'an. Tulisan ini termasuk penelitian tokoh dengan jenis kualitatif bertujuan mencapai suatu pemahaman ketokohan seseorang dalam komunitas santri dan masyarakat dalam bidang mendalami dan mempraktekkan Al-Qur’an. Proses pengumpulan data melalui dokumentasi, dan catatan-catatan perjalanan hidup sang tokoh sewaktu masih hidup kemudian dianalisis content. Penelitian menunjukkan: bahwa Al-Qur’an berjalan merupakan figur yang dalam sendi kehidupannya dicurahkan untuk mendalami serta mempraktekkan Al-Qur’an. Nabi Muhammad Saw adalah Al-Qur’an berjalan yang kemudian diwariskan kepada ulama Qur’an. KH. Muntaha merupakan sosok ulama yang mendalami dan mempraktekkan Qur’an dalam realitas hidupnya. Penghayatan Al-Qur’an yang mendalam didialogkan dengan kondisi zaman sehingga bermanfaat bagi sosial-keumatan. Figur ini menjadi guru riel bagi para santri dan masyarakat semasa hidupnya, serta menjadi guru imajiner bagi yang tidak menjumpainya secara fisik. Implikasi penellitian, pengalaman naratif membawa tatanan spiritual pada masalah pendalaman dan praktek al-Qur’an yang diwakili oleh sifat pengetahuan dan sakral yang tidak terpisahkan. Jalinan narasi pengalaman dengan perspektif teoretis memunculkan pemahaman terhadap hakikat hafalan untuk perwujudan